Saturday, March 24, 2012

Antara Cottage, Saung, dan Ciseeng Part 1

Liburan. Mungkin hampir semua mahasiswa merindukan apa yang dinamakan dengan liburan. Ironis memang ketika seseorang harus menghabiskan waktunya mulai hari senin sampai hari sabtu bahkan terkadang hari minggu di sebuah laboratorium. Tapi gue sama sekali ga nyesel dengan apa yang udah gue pilih. Tuhan yang udah milihin semua ini buat gue. Dalam roll playing hidup gue, mungkin ini stage yang banyak hambatannya, sekarang tinggal guenya mampu atau engga buat maju ke stage berikutnya.

Kembali lagi ke liburan. Waktu itu adalah akhir dari semester 3. Gue dan temen-temen deket gue sudah merencanakan dari jauh hari buat liburan ke Anyer. Kami memilih hari terakhir ujian sebagai waktu keberangkatan. Hari Senin 21 Januari 2011 adalah ujian ekologi perairan (ga kerasa udah satu tahun lebih), ujian tertulis terakhir di semester 3. Agak berat juga ternyata membagi pikiran di malam harinya antara ujian dan liburan. Personil yang ikut waktu itu adalah 12 orang termasuk gue, berikut profil singkat mereka.

Mashita Yulistiani. Biasa dipanggil Sita, Sitong, atau Itoh. Jangan pernah nyuruh dia ketewa di bawah pohon malem-malem karna suara ketawanya beda tipis sama si tante. Sita berbadan mungil, berbehel dan berambut panjang. Jidatnya sering dipakai buat absen sidik jari, main golf atau bahkan buat gelar panggung dangdutan. Suaranya bisa terdengar dari jarak 200 meter. Sita tergolong lincah dan berisik. Dia termasuk orang yang suka merasa tidak enakan dengan orang lain dan termasuk wanita yang anti nangis karena seorang cowok.

Ia Arga Dhelia. Biasa dipanggil Arga, Agra, atau Mbak Arga. Kelahiran tahun 1990 sehingga menjadi sensasi tersendiri buat ngeledek wanita berkerudung dan berbehel ini. Terkenal dengan jam tangannya yang diubah 30 menit lebih cepat dari waktu sebenarnya namun juga terkenal dengan kedatangannya yang suka telat. Aneh memang. Seorang cewek yang perhatian sama temen dan peka banget kalau temen lagi susah. Gelarnya adalah duta single 2010, duta single 2011, duta single 2012. Masih segan menyerahkan mahkota ke penerusnya.

Dwi Safitri. Biasa dipanggil Piti atau Fitri. Lagi-lagi merupakan cewek berbehel. Cantik dan terkadang senyumnya mirip Acha Septriasah. Kebalikan dari Sita, Piti adalah wanita perasa (baca: rapuh). Suka galau di samping bak mandi kalau udah ada masalah tentang cowok. Bertangan dewa. Kecepatan menulisnya mungkin lebih cepat dari ojek-ojek di kampus IPB. Tapi hasil tulisannya sungguh artistik. Suka menolong teman yang kesusahan dan merupakan orang yang paling cekatan di antara temen-temen gue.

Risa Nurul Fitra. Berbehel. Lagi lagi dan lagi. Wanita berkerudung ini paling telaten dan nurut sama perintah orang tua. Merupakan anggota UKM bela diri seni capoera tapi paling takutan di antara kita.

Anak Agung Ayu Putu Puspita Negara. Keterlaluan kalau ada yang mikir dia orang batak atau orang sunda setelah denger namanya. Cewek blesteran jawa-bali ini biasa dipanggil dengan Mpus. Ironis sekali, nama sudah kelewat panjang, dipanggilnya hanya Mpus. Mpus merupakan primadona FPIK. Entah susuk apa yang dia pakai sampai cowok-cowok bertekuk lutut dengan mudah. Sayangnya Tuhan memang satu kita yang tak sama. Jadian untuk putus. Hal itu yang terjadi waktu Mpus masih jadian dengan cowok yang berbeda keyakinan sama dia. Tapi sekarang udah beda. Bahkan kalau bisa secepatnya Mpus dipinang karna susah terlalu serasi dengan pasangannya yang sekarang.

Affan Muhammad. Agak sedih juga mendeskripsikan cowok yang satu ini. Gue hampir meneteskan air mata pas nulis sekarang. Cowok ini termasuk cowok yang ajaib. Dia bisa menghilang dalam gelap. Agak samar kalau ke kampus pakai baju hitam. Antara pakai baju dengan tidak karena warnanya nyaru sama kulitnya. Berwajah mirip Ramon Tungka yang main CAS. Tapi itu dulu pas rambutnya pendek. Begitu rambutnya gondrong seperti sekarang, jadi lebih mirip dengan Ramon Tungku. Biasa dipanggil dengan Affan atau Mamang. Seorang temen yang paling setia dan care. Cara bercandanya pengertian banget timing dan caranya. Membantu orang selalu sampai tuntas.

Aditya Yudha Prawira Soekarno. Biasa dipanggil Yudha. Orang yang sangat amat aneh. Gue rasa dia dilahirkan sebagai penghibur. Kegiatannya tergolong cacat semua. Hampir 30 video yang ada di hp gue isinya yudha semua. Yudha joget. Yudha pantonim. Yudha nyanyi. Dan banyak lagi video yang isinya gerakan aneh dari tubuh dia. Yudha adalah seorang yang berani kandang. Kalau udah berada di luar kandangnya pasti langsung kicep. Dia adalah orang yang ga bisa mesen makanan sendiri. Setiap mau makan, pasti dia bakal nanya "ini cara mesennya gimana?"

Dhani Aprianto. Dhani tergolong tidak terlalu banyak bicara seperti yang lain. Tapi sekalinya bicara pasti bertolak belakang dengan kenyataan.
"Dhan, lo yang absenin gue ya?" tanya Affan.
"Bukan kok."
Setelah Affan berkeliling, ternyata memang Dhani yang mengabsen Affan. Begitu terus selanjutnya. Merupakan seorang yang berorientasi ke masa depan. Bisa dibilang diam-diam menghanyutkan.

Budi Dwi Febriyanto. Yang pasti nama panggilannya bukan Dwi. Merupakan sasaran "empuk" dalam arti sebenarnya. Posturnya yang seperti doraemon membuat jadi lucu jika membayangkan dia bereplikasi menjadi 10 kemudian menggunakan kaos warna warni satu sama lain. Sepuluh Budi itu kemudian duduk di meja makan yang panjang, kemudian memukul-mukul meja bersama-sama sambil berteriak "Makan! Makan!"
Budi termasuk cowok yang sangat peka. Dia yang paling tau kalau gue lagi ada masalah. Pengertian dan solusinya sangat membantu. Centil sama semua cewek, tapi pergerakannya udah terbatas sejak baru jadian sekitar 4 bulan yang lalu.

Handi Fauzi Harahap. Panggilannya bukan Handi, bukan Fauzi, juga bukan Harahap. Dia biasa dipanggil "Bokep". Awal kenal dengan bokep, gue juga ga ngerti kenapa dia dipanggil bokep karena menurut gue masih jauh lebih bokep Budi dibanding Handi. Gue baru tau ketika Tantina (temen SMA bokep) menceritakan kenapa Handi dipanggil bokep. Ternyata karna mukanya yang kayak gitu. Padahal menurut gue biasa aja (perez). Bokep juga orang yang care banget sama yang namanya temen. Asik diajak jalan. Dan suka mengeluarkan kalimat-kalimat aneh tidak tepat pada waktunya.
"Matanya jangan larak lirik ya" kata asisten praktikum yang sedang mengawasi jalannya kuis.
"Oh dia mau nyebrang itu Kak" jawab Handi.
Buyarlah apa yang udah gue pelajarin. Padahal gue juga belom belajar sih buat kuis itu.

Imam Hidayat. Mungkin slogan hidup dia adalah 'malu bertanya, sesat di jalan'. Imam adalah seseorang yang sangat sering bertanya. Entah saat kuliah atau praktikum. Pagi siang sore atau pun malam. Musuh terbesarnya adalah insomnia. Berbeda dengan Sita yang dapat tidur dimana saja. Imam memiliki solidaritas yang tinggi. Perhatian dan suka membantu temen yang lagi susah.

Sejak semester 3, semester yang mempertemukan kita berdua belas, kita memang sudah cukup dekat. Dalam satu minggu, kita selalu menyempatkan untuk satu kali jalan. Walaupun pada akhirnya mungkin sekali sebulan saja sudah sangat luar biasa. Di akhir semester 3, kita memang sudah merencanakan untuk pergi liburan ke tempat yang agak jauh. Saat itu Anyer menjadi salah satu pilihan tepat yang kami pilih.

Singkat cerita, setelah ujian ekoper kita menjadwalkan untuk berangkat. Waktu itu kami menyewa dua mobil avanza.
Yang menjadi driver di mobil pertama adalah Yudha. Isinya adalah gue, Arga, Sita, Affan, dan Dhani. Gue sengaja milih mobil yang ini karena memang teksturnya yang lebih mulus dan kacanya yang agak gelap sehingga tidak risih jika dilihat dari luar.
Mobil yang kedua gue namakan mobil akuarium. Kaca mobil tersebut terang benderang. Drivernya adalah Budi bergantian dengan Bokep. Isinya adalah Imam, Mpus, Piti, dan Risa.
dari kiri ke kanan: Arga, Sita, Dhani, Affan

gue (lupa ini akting atau bukan)

*maaf ya yang di mobil satu lagi gue ga punya dokumentasinya
Kita berangkat dari dramaga sekitar jam 2 siang. Sangat jauh dari target yang seharusnya jam 11 pagi. Awal keberangkatan sudah dimulai dari sesuatu yang salah. Gue berharap kesalahan di awal keberangkatan ini tidak berlanjut sampai kita sampai di sana. Waktu itu kita terlambat karena lama menunggu kedatangan Budi. Budi saat itu datang dengan Yudha. Ternyata Yudha pun datang dengan lupa membawa SIM. Singkat cerita kita pun berangkat. Perjalanan di awal sungguh menyenangkan. Jalanan saat itu tidak terlalu macet. Untuk mencapai Anyer, kita harus mengambil jalan ke Tangerang kemudian Cilegon. Kami memutuskan untuk ke Tangerang lewat tol karena kita harus menjemput Bokep terlebih dahulu di daerah yang sudah dekat dengan pintu tol. Di jalan tol kami berjalan beriringan. Yudha lebih banyak memimpin perjalanan kali ini. Sampai di jalan tol kita sama-sama jadi orang yang paling buta arah. Gue, Mpus, dan Dhani yang notabene orang tangerang, ternyata tidak tau rute
ke tangerang lewat jalan tol. Maklumlah karena kami terbiasa pulang menggunakan angkutan umum.

Intinya sekarang gue dan kesebelas temen gue terjebak dalam situasi ga tau arah. Kita sama-sama buta jalan. Satu-satunya yang bisa kita andalkan adalah marka jalan. Namun ternyata hal itu juga tidak cukup membantu. Gue dan temen-temen gue dengan sukses tersesat di jalan tol. Dan yang lebih parah lagi ternyata kita tersesat di dalam kemacetan.
Hari sudah semakin sore. Kesasar dan kejebak macet ternyata adalah kombinasi yang sangat tepat untuk mereduksi semangat dan kebahagiaan kita saat itu. Sekarang yang tinggal adalah kesel dan bosan.

Kejadian pertama yang memicu intrik di antara kita pun dimulai. Saat itu kita masih berada di jalan tol. Yudha masih stay memimpin rute perjalanan kali ini. Dari kejauhan terlihat marka jalan di sebelah kiri yang menunjukkan jalan keluar tol. Dan yang membahagiakan adalah disana juga tertulis bahwa jalan tersebut adalah jalan keluar tol arah Tangerang. Gue pikir penderitaan kita bakalan berakhir di sini. Ternyata gue salah. Ini semua adalah awal dari penderitaan.
Yudha yang cukup jeli melihat marka jalan tersebut langsung mengarahkan mobil untuk jalan di lajur kiri agar dengan mudah belok dan keluar dari jalan tol tersebut. Dhani yang saat itu duduk di paling belakang, bertugas memantau keberadaan mobil Bokep.
"Dhan, mobilnya Bokep masih ngikutin kan?" tanya Yudha sambil tetap fokus menyetir.
"Aman aman," jawab Dhani dengan yakin.

Sampailah mobil kami di jalan keluar tol. Yudha mengarahkan mobil ke kiri sesuai dengan petunjuk marka jalan. Ternyata saat itu antrian mobil keluar jalan tol cukup padat. Kami terpaksa mengikuti antrian mobil yang cukup panjang tersebut. Dari antrian mobil tersebut, kita bisa melihat ke arah kanan. Di kanan kami masih merupakan jalan tol yang kami sendiri tidak tahu akan berujung dimana. Jalan tersebut sepi dan mobil yang lewat pun berjalan cukup kencang. Kemacetan di arah keluar tol ini membuat Yudha bebas bergerak dan dapat ikut dalam obrolan kami saat itu. Yudha pun menoleh ke belakang untuk melihat ke arah kami.
"Dhan, mobilnya Bokep aman kan?" tanya Yudha kembali memastikan.
"Aman-aman. Nih ada di belakang kita," jawab Dhani yang juga ikut memastikan dengan melihat ke belakang untuk melihat keberadaan mobil Bokep.
Yudha pun langsung menimpali dan berkata
"Bete parah ya kalau misalnya kita udah ngantri ke arah keluar tol gini, terus tiba-tiba mobilnya Bokep lewat aja lurus di samping kita bukannya ambil jalan ke kiri buat keluar tol..."
Dan WUSSSHHH!!!!
Belum selesai Yudha ngomong, ternyata benar saja, mobil Bokep lewat dan lurus terus di dalam jalan tol.
"i i itu MOBILNYA BOKEP!!!" teriak gue saat itu.
Gue yakin itu mobilnya bokep karena di kaca mobil belakangnya ada semacam buntut marsupilami yang emang udah gue perhatiin dari awal berangkat. Dan plat mobilnya pun dimulai dari huruf T yang menambah keyakinan gue saat itu.
"Loh Dhan, bukannya mereka di belakang kita?" tanya Affan saat itu.
Dhani langsung kembali menoleh ke belakang untuk melihat mobil yang dia bilang adalah mobil bokep.
"Eh ternyata yang di belakang kita bukan mobilnya Bokep deng" jawab Dhani dengan bijaksananya.

Panik. Itulah yang saat itu terjadi di mobil kami.
"Telpon telpon si Mpus. Kasih tahu mereka salah jalan," kata Yudha
"Iya ini mau ditelepon sama si Yoshi," jawab Sita dengan suara cemprengnya.
Akhirnya kita memutuskan untuk jalan sendiri-sendiri dan janjian untuk bertemu di jalan keluar tol Cilegon. Tapi ternyata Tuhan mempertemukan kami lebih cepat. Kami bertemu di jalan rest area jalan tol arah Merak yang masih berlokasi di Tangerang. Saat itu mobil gue tiba lebih dulu. Kita memutuskan untuk menunggu sambil makan karna hari sudah sangat sore dan perut kami sudah tidak bisa diajak kompromi. Pilihan kami adalah makan di bakso lapangan tembak. Satu-satunya tempat makan yang harganya paling mengerti kita dibandingkan tempat lain yang ada di situ.
Selesai kami makan, kami akhirnya bertemu dengan rombongan mobil Bokep yang juga sudah kelaparan saat itu. Kami memang sudah menyiapkan bekal untuk perjalanan. Akhirnya bekal tersebut dimakan oleh rombongan mobil Bokep.
dari kiri ke kanan, atas: dhani, affan, risa, bokep, yudha, imam, budi
bawah: gue (yoshiara), arga, sita, piti, mpus
Lokasi: rest area bagus. masih di tangerang tapi udah di tol arah merak

Kebahagian kami mulai terkumpul lagi di situ. Yudha yang merupakan single fighter dalam menyupir saat itu mulai merasakan kelelahan. Langit saat itu sudah mulai gelap. Waktu sudah menunjukkan sekitar jam setengah 7 malam. Kami pun melanjutkan perjalanan tanpa adanya barter penumpang. Dalam perjalanan, kelelahan membuat sebagian di antara kami tertidur. Apalagi Arga. Hanya meletakkan kepala 2 sampai 3 menit, dia sudah langsung kehilangan kesadarannya. Gue yang saat itu duduk di depan, sengaja ga tidur untuk menemani Yudha menyetir. Waktu itu gue juga ga terlalu mengantuk, jadi gue masih stay buat nemenin Yudha nyetir. Kami ternyata masih harus melewati kemacetan. Namun pada akhirnya kita pun sampai di gerbang tol Cilegon. Betapa membahagiakannya saat itu. Waktu sudah menunjukkan sekitar jam 10 malam saat kita mulai memasuki kawasan Anyer.

Gue sendiri udah sering banget ke Anyer karena kosan Kakak perempuan gue emang di deket sini. Dia kuliah di Teknik Industri Untirta Cilegon yang jaraknya hanya 30 menit perjalanan menuju Anyer. Tapi ini kali pertama gue melewati jalan menuju Anyer dalam suasana malam. Untuk menuju Anyer, kita harus melewati pabrik-pabrik besar yang gue sendiri ga tau itu pabrik apa. Saat kita melewati pabrik-pabrik tersebut, gue dan temen-temen gue benar-benar terpana melihat keindahan lampu-lampu pabrik tersebut. Bangungan-bangunan pabrik tersebut juga tidak biasa. Kami seperti melihat suatu kota di masa depan. Kegembiraan kami pun saat itu mulai terpacu walaupun telah mengalami perjalanan yang kurang menyenangkan.

Saat itu suara air pantai mulai terdengar. Gue dan temen-temen gue yang lain sudah sangat amat excited membayangkan kita bakalan main air disana. Kami yang berada dalam satu mobil ini sudah membayangkan untuk menginap di cottage sederhana dan ingin segera mengistirahatkan tubuh kita yang sudah kaku karena seharian duduk. Terlebih Yudha. Dia tampak sangat lelah dan ingin sekali tidur (...to be continue)


Free time
Kamar 19, Yasmin, Alamanda, Jalan Raya Dramaga
Sabtu, 24 Maret 2012 (22:46 WIB)

1 comment:

  1. Dokter, saya mau curhat. Saya mahasiswa 21 tahun. Saya merasa kurang begitu populer, gak gaul, cenderung introvert
    Menjalin pertemanan itu ternyata menyenangkan. senang sekali bisa mendeskripsikan teman kita masing2 entah baik atau buruk. tolong ajari saya berteman. teman saya hanyalah ambisi, kompetisi dan tempat tidur.
    Mohon bisa berkonsultasi dengan dokter. apakah saya bisa minta no.HPnya atau account twitter juga boleh

    ReplyDelete