Di tengah kesimpangsiuran yang terjadi, dan di tengah perasaan
yang ga bisa dimengerti, banyak hal yang menjadi malas untuk dipikirkan. Banyak
hal yang kita ingin orang lain tidak tahu karena suatu alasan. Mungkin satu-satunya
orang aneh di dunia ini ya cuma gue yang menahan sesuatu karena alasan yang
tidak bisa diterima logika. Ga ngerti? Gue sendiri ga ngerti gue lagi nulis
apa. Rasanya ada batu yang ketahan di tenggorokan. Apa yang gue mau juga ga
jelas. Atau mungkin jelas, tapi gue pura-pura ga ngerti apa yang gue mau. Gue
ga tau harus ngapain, rasanya itu kayak titik-titik. Sesuatu yang bahkan ga
mampu untuk gue jelaskan.
Entah suatu kebetulan atau ga, kemaren gue menemukan buku yang
adalah buku serba guna punya nyokap gue. Buku itu bener-bener buku tua. Buku
itu dipakai sama nyokap gue mungkin ketika umur gue masih 5 tahun. Waktu itu
mungkin gue udah duduk di kelas TK B dan udah mulai pandai untuk menulis. Isi
dari buku itu adalah daftar belanjaan nyokap, daftar pengeluaran keluarga,
catatan marketing bokap gue, dan masih banyak tulisan lainnya. Termasuk di
dalamnya terdapat catatan skor bento waktu kumpul arisan keluarga.
Membuka halaman buku tersebut dan membacanya halaman per
halaman memang hal yang menarik. Gue bahkan senyum-senyum sendirir melihat
daftar pengeluaran nyokap gue.
Indomie 200
Udang 1 kg 3000
Regal 1250
Susu 13000
Ongkos 500
Dan masih banyak lainnya. Dunia emang berubah terlalu cepat.
Ada hal lain yang membuat gue senyum-senyum dan menyadari
betapa polosnya gue waktu itu. Di buku itu ada tulisan gue yang berjudul doa.
Tulisan sambung yang amat sangat jelek tapi masih bisa terbaca.
Ya Tuhan, saya mau membuka hati saya dengan penuh kasih.
Tuhan tolonglah aku dan kami semua supaya kami bisa hidup bahagia dan tentram.
Dan tolonglah teman kami yang kebanjiran dan maupun yang kekurangan makan atau
pun uang. Dan Tuhan saya mau rambut saya panjang.
Berkatilah kami semua dan supaya saya bisa sekolah yang
tinggi dan pintar. Dan saya bisa makan sayuran biar pintar. Dan kalau saya
dapat uang saya mau tabung. Dan saya tidak mau nakal lagi.
Saya mau berbuat baik dan saya tidak akan melawan orang tua
lagi. Dan saya mau mendoakan mama dan papa maupun semuanya dan berkat umur
panjang bagi keluarga kami. Dan saya mohon kabulkanlah doa saya ini yang sangat
sederhana ini. Supaya kami bisa tentram dan abadi dan supaya hidup kami tidak
ada duka dan sampai sini aja. Tuhan kabulkanlah doa saya ini. Terima kasih
Tuhan dan juga berkat kamu yang dulu. Amin.
Mungkin terlihat seperti lelucon. Atau hanya terbaca seperti
kepolosan anak biasanya. Tapi gue cukup tertegun membaca tulisan ini. Jika
dijabarkan satu persatu, semua doa itu udah Tuhan jawab dan terjadi dalam hidup
gue. Gue pengen punya rambut panjang, dan sekarang rambut gue panjang. Gue
pengen sekolah tinggi, dan sekarang gue lagi kuliah S1. Gue pengen bisa makan
sayur biar pinter, nyatanya sekarang gue bisa makan sayur sebanyak apapun dan
nilai gue juga cukup memuaskan. Mungkin satu hal yang ga akan kejadian itu
adalah hidup abadi. Itu karna dulu gue masih kecil dan ga tau apa-apa soal
hidup.
Tapi dari doa itu gue sadar. Yoshiara yang masih kecil aja
tau gimana cara menyampaikan maksudnya ke Tuhan. Yoshiara atau Osi 15 tahun
yang lalu bisa dengan polos meminta pertolongan kepada Tuhan apa yang menjadi
kekuatirannya. Apalagi Yoshiara yang sekarang. Mungkin sekarang gue jauh lebih
sering berdoa dibandingkan gue 15 tahun yang lalu. Tapi mungkin do ague sekarang
banyak membawa keraguan akan kuasa Tuhan dalam menjawab doa gue.
Kepolosan si Osi yang berumur 5 tahun yang harus gue dapetin
lagi. Kepolosan dari seorang anak kecil yang percaya sepenuhnya bahwa Tuhannya
akan mendengar setiap doa yang ia naikkan.
Ini yang harus gue perbaiki dalam kehidupan berdoa gue.
Once again, You've opened my eyes Lord
Minggu UAS
Kamar 19, Yasmin, Alamanda, Jalan Raya Dramaga
Selasa, 19 April 2012 (15.07 WIB)
Minggu UAS
Kamar 19, Yasmin, Alamanda, Jalan Raya Dramaga
Selasa, 19 April 2012 (15.07 WIB)
mohon doanya, Osi kecil :p
ReplyDeleteehehe jadi malu saya
Delete