Tuesday, June 19, 2012

Doa si Yoshiara umur 5 tahun


Di tengah kesimpangsiuran yang terjadi, dan di tengah perasaan yang ga bisa dimengerti, banyak hal yang menjadi malas untuk dipikirkan. Banyak hal yang kita ingin orang lain tidak tahu karena suatu alasan. Mungkin satu-satunya orang aneh di dunia ini ya cuma gue yang menahan sesuatu karena alasan yang tidak bisa diterima logika. Ga ngerti? Gue sendiri ga ngerti gue lagi nulis apa. Rasanya ada batu yang ketahan di tenggorokan. Apa yang gue mau juga ga jelas. Atau mungkin jelas, tapi gue pura-pura ga ngerti apa yang gue mau. Gue ga tau harus ngapain, rasanya itu kayak titik-titik. Sesuatu yang bahkan ga mampu untuk gue jelaskan. 

Entah suatu kebetulan atau ga, kemaren gue menemukan buku yang adalah buku serba guna punya nyokap gue. Buku itu bener-bener buku tua. Buku itu dipakai sama nyokap gue mungkin ketika umur gue masih 5 tahun. Waktu itu mungkin gue udah duduk di kelas TK B dan udah mulai pandai untuk menulis. Isi dari buku itu adalah daftar belanjaan nyokap, daftar pengeluaran keluarga, catatan marketing bokap gue, dan masih banyak tulisan lainnya. Termasuk di dalamnya terdapat catatan skor bento waktu kumpul arisan keluarga.
Membuka halaman buku tersebut dan membacanya halaman per halaman memang hal yang menarik. Gue bahkan senyum-senyum sendirir melihat daftar pengeluaran nyokap gue.

Indomie 200
Udang 1 kg 3000
Regal 1250
Susu 13000
Ongkos 500

Dan masih banyak lainnya. Dunia emang berubah terlalu cepat.
Ada hal lain yang membuat gue senyum-senyum dan menyadari betapa polosnya gue waktu itu. Di buku itu ada tulisan gue yang berjudul doa. Tulisan sambung yang amat sangat jelek tapi masih bisa terbaca.


Ya Tuhan, saya mau membuka hati saya dengan penuh kasih. Tuhan tolonglah aku dan kami semua supaya kami bisa hidup bahagia dan tentram. Dan tolonglah teman kami yang kebanjiran dan maupun yang kekurangan makan atau pun uang. Dan Tuhan saya mau rambut saya panjang.
Berkatilah kami semua dan supaya saya bisa sekolah yang tinggi dan pintar. Dan saya bisa makan sayuran biar pintar. Dan kalau saya dapat uang saya mau tabung. Dan saya tidak mau nakal lagi.
Saya mau berbuat baik dan saya tidak akan melawan orang tua lagi. Dan saya mau mendoakan mama dan papa maupun semuanya dan berkat umur panjang bagi keluarga kami. Dan saya mohon kabulkanlah doa saya ini yang sangat sederhana ini. Supaya kami bisa tentram dan abadi dan supaya hidup kami tidak ada duka dan sampai sini aja. Tuhan kabulkanlah doa saya ini. Terima kasih Tuhan dan juga berkat kamu yang dulu. Amin.

Mungkin terlihat seperti lelucon. Atau hanya terbaca seperti kepolosan anak biasanya. Tapi gue cukup tertegun membaca tulisan ini. Jika dijabarkan satu persatu, semua doa itu udah Tuhan jawab dan terjadi dalam hidup gue. Gue pengen punya rambut panjang, dan sekarang rambut gue panjang. Gue pengen sekolah tinggi, dan sekarang gue lagi kuliah S1. Gue pengen bisa makan sayur biar pinter, nyatanya sekarang gue bisa makan sayur sebanyak apapun dan nilai gue juga cukup memuaskan. Mungkin satu hal yang ga akan kejadian itu adalah hidup abadi. Itu karna dulu gue masih kecil dan ga tau apa-apa soal hidup.
Tapi dari doa itu gue sadar. Yoshiara yang masih kecil aja tau gimana cara menyampaikan maksudnya ke Tuhan. Yoshiara atau Osi 15 tahun yang lalu bisa dengan polos meminta pertolongan kepada Tuhan apa yang menjadi kekuatirannya. Apalagi Yoshiara yang sekarang. Mungkin sekarang gue jauh lebih sering berdoa dibandingkan gue 15 tahun yang lalu. Tapi mungkin do ague sekarang banyak membawa keraguan akan kuasa Tuhan dalam menjawab doa gue.

Kepolosan si Osi yang berumur 5 tahun yang harus gue dapetin lagi. Kepolosan dari seorang anak kecil yang percaya sepenuhnya bahwa Tuhannya akan mendengar setiap doa yang ia naikkan.
Ini yang harus gue perbaiki dalam kehidupan berdoa gue.

Once again, You've opened my eyes Lord

Minggu UAS
Kamar 19, Yasmin, Alamanda, Jalan Raya Dramaga
Selasa, 19 April 2012 (15.07 WIB)

2 comments: