Tuesday, October 16, 2012

Aku Harus Peka

Ada banyak pertanyaan di pikiran gue setelah gue baca sebuah buku rohani yang ditulis oleh seorang penulis bernama Grace Suryani. Bukunya sederhana. Tulisannya juga menggunakan bahasa yang tidak baku sehingga ringan untuk dibaca. Banyak tulisannya dalam buku tersebut yang ingin gue kutip, gue tulis dikertas, terus dilaminating, dan kemudian gue tempel di tembok kamar gue. Banyak juga referensi ayat-ayat alkitab yang rasanya pas banget buat gue baca saat-saat sekarang ini. Gue merasa terberkati dengan membaca buku ini. Special thanks pake banget buat yang udah minjemin buku ini ke gue.

Balik lagi ke kalimat awal tadi. Gue emang merasa terberkati dari buku yang udah gue baca ini. Tapi kenapa ada perasaan sedih sesudahnya? Banyak pertanyaan yang muncul di benak gue, sesaat dan setelah gue membaca buku itu.

Pertanyaan yang pertama, sedekat itukah Grace dengan Tuhan?
Dalam buku tersebut, Grace menceritakan tentang kehidupan pribadi dia dengan Tuhan. Dia menceritakan bagaimana dia berkomunikasi dengan Tuhan. Salah satunya kayak kalimat-kalimat di bawah ini yang gue kutip dari bukunya.

Ketika hendak pergi, tak jarang aku membuka lemari pakaianku melihat jejeran baju-baju dan bertanya kepada Tuhan dalam hati, “Tuhan… Tuhan, enaknnya pakai baju apa yah?”

Dialog seperti itu bukan hanya Grace kok yang mengucapkan. Gue pribadi juga sering berkata demikian. Entah saat mau memilih tujuan main atau bahkan sekedar memilih makanan. Namun yang jadi hentakan buat gue adalah ketika Grace ber”komunikasi” dengan Tuhan. Seperti kutipan dari bukunya berikut ini.

Malam-malam ketika kesepian, aku berbaring di tempat tidur, memeluk gulingku dan bercerita kepada-Nya. “Tuhan… tadi aku bertemu dengan dia. Tapi kok rasanya dia tidak pernah menganggap aku ada. Aku sedih loh Tuhan.”
Ketika aku merasa tidak berharga, tidak dicintai, merasa diri aku paling jelek sedunia, Tuhanlah yang menghibur
“Grace, kamu cantik kok”. Bisikan Tuhan yang selalu aku semprot balik dengan kata-kata, “Aku ngga percaya! Yah Tuhan, Kau kan yang menciptakan aku, sudah pasti menurut-Mu aku cantik. Kalau aku beneran cantik mestinya ada dong cowo ciptaan-Mu yang bilang aku cantik!”

…Aku juga gatau gimana mulainya, tapi tiba-tiba Tuhan bilang “Grace, perlakukan dia dengan baik karena dia berharga di mata-Ku”.

Setidaknya itulah beberapa kutipan yang gue ambil dari buku yang gue baca ini. Kelihatannya sederhana. Mungkin buat orang lain yang baca ga ada yang bisa menyentak dari kutipan-kutipan tersebut. Tapi engga buat gue. Jujur gue sedih baca kutipan-kutipan itu. Yang ada di dalam benak gue saat baca kalimat kalimat itu adalah
Apa iya Tuhan sedeket itu sama Grace?
Apa iya Tuhan lebih sayang Grace dari pada gue?

Ada banyak penggalan-penggalan di buku tersebut yang juga membuat gue tersentak. Beberapa kali Grace bergumul dan Tuhan langsung memberikan jawaban. Betapa mudahnya hidup seperti itu. Ada yang digumulkan, langsung tanya ke Tuhan, dan dia langsung mendengar jawabannya.
Apa iya Tuhan ga ngedenger doa gue selama ini?
Apa doa gue terlalu monoton?

Iya. Sebenarnya pertanyaan-pertanyaan tersebut gue buat di pikiran gue hanya untuk mengalihkan pikiran gue dari yang sebenernya terjadi. Gue udah 20 tahun lamanya jadi orang Kristen. Ga mungkin gue mikir kenapa gue ga bisa denger suara Tuhan secara langsung di telinga gue layaknya manusia yang berbicara di sebelah gue. Ga mungkin gue berpikir kenapa Grace bisa segamblang itu denger jawaban-jawaban pergumulannya.

Yang salah adalah, gue yang masih belum peka. Berdoa, iya gue berdoa. Saat teduh, iya gue saat teduh. Ke gereja, iya gue ke gereja. Tapi gue masih belum peka. Gue ga ngebiarin Tuhan ngomong dalam hidup gue. Gue selalu sibuk dengan pikiran gue sendiri. Atau bahkan ada pergumulan yang udah Tuhan jawab, dan udah gue denger, tapi gue pura-pura buat ga denger, bahkan terus berjalan di jalan gue sendiri. Jalan yang merupakan kehendak gue. Bukan kehendak Tuhan.

Mungkin ada yang salah dengan kehidupan HPDT gue saat ini. Satu hal yang sekarang menjadi PR besar buat gue adalah memperdalam “pengenalan akan Tuhan”. Gue mau belajar untuk ber”komunikasi” dengan Tuhan. Semakin gue kenal Tuhan, semakin gue deket dengan Dia, dan akhirnya gue akan semakin akrab ngobrol dengan Dia seperti yang Grace lakukan :)

Gue harus belajar peka, dan membuka telinga gue untuk mendengarkan kalimat-kalimat yang ingin Tuhan sampaikan dalam hidup gue.
“Dan kuingin mengenal-Mu Tuhan, lebih dalam dari semua yang kukenal. Tiada kasih yang melebihi-Mu. Kuada untuk menjadi penyembah-Mu”

Yang gue yakin saat ini adalah, dunia semakin lama semakin jahat. Gue butuh Tuhan gue, Tuhan Yesus. Cuma di dalam Dia gue tenang. Cuma di dalam Dia, gue ga takut sama yang namanya sakit, skripsi, keuangan tipis, masalah dengan dosen, masalah percintaan, masalah sama temen, dan hal lainnya.

Roma 5:3-5
“Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita karena kita tahu bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan.”

Grace Suryani, I heart you. Terimakasih untuk pelayanan literaturnya. Sangat memberkati :)

Abang Amudi paling ganteng, terima kasih telah menyodorkan buku ini. Lain kali punya orang jangan dipinjemin ke orang lain lagi ya :p. I miss you Bang

Tuhan Yesus, terima kasih. I love You with all I am :)

1 comment: