Banyak hal yang menjadi pertanyaan dalam hidup gue. Terutama
soal cita-cita. Topik hidup soal cita-cita, mimpi, dan sejenisnya udah lama ga
muncul dalam hidup gue. Bahkan pernah gue ngerasa hal itu termasuk sesuatu yang
ga penting. Hari ini tiba-tiba muncul pertanyaan dalam diri gue, sebenarnya cita-cita
gue itu apa?
Ga bisa dibilang tiba-tiba juga sih. Hari ini gue nonton dua
film secara marathon. Yang satu film
barat, satunya lagi film Indonesia. Step Up Revolution dan Perahu Kertas.
Judulnya beda jauh tapi menurut gue inti ceritanya sama. Ngejar mimpi. Sebenernya
gue termasuk orang yang realistis. Kuliah, kerja, cari uang yang banyak,
sukses, mapan, terus hidup bahagia. Gue tau itu cuma film, tapi hal itu bikin
gue mikir, sebenernya yang gue mau itu apa? Kesukaan gue itu apa?
Gue yakin hidup bakal lebih menyenangkan kalau bisa
berpenghasilan dari sesuatu yang kita sukain. Ada kalimat yang gue kutip dari
film perahu kertas tadi “hobby jadi profesi. Sometimes its impossible”. Emang
sulit bikin apa yang kita sukain jadi suatu profesi. Misalnya ade gue suka main
PS. Ga mungkin kan dia jadi gamer pemenang olimpiade. Oke, itu contoh yang
salah. Main PS ga masuk itungan dalam hobby yang bisa berubah jadi profesi.
Semakin ke sini gue semakin setuju kalau seseorang harus
memperjuangkan apa yang menjadi impiannya. Gue jadi bener-bener ngerasa harus
ngelakuin suatu hal yang bisa ngerubah hidup gue. Kalo sekarang gue inget-inget
lagi apa impian gue yang sebenernya, bakal ada banyak hal yang gue sesali.
Jujur, gue ga pernah menyesal dengan apa yang terjadi sekarang. Kongkritnya
gini. Sekarang gue kuliah di IPB jurusan teknologi hasil perairan. Mulai dari
gue orok, sampe gue lulus SMA, sama sekali gue ga pernah punya mimpi untuk jadi
seorang sarjana lulusan teknologi hasil perairan. Anggaplah gue ga pernah punya
cita-cita menjadi seorang wirausahawan yang bergerak di bidang perikanan. Terus
haruskah gue menyesal? Gue rasa engga. Gue
suka sama kehidupan gue sekarang walaupun itu bukan impian gue. Mungkin bukan
jurusannya yang gue suka, atau bukan kampusnya yang gue suka. Gue suka
komunitasnya. Tuhan udah nempatin gue di komunitas-komunitas yang gue sendiri
ga pernah nyangka. Kalau dipikir lagi, misalnya gue ga masuk di IPB, tapi masuk
di tempat kuliah yang sesuai dengan impian gue, bisa aja sih gue ketemu
komunitas yang mungkin lebih baik. Tapi di keadaan yang sekarang aja gue udah
bersyukur dan sebahagia ini. Buat apa gue nyesel? Jatohnya malah jadi kayak
orang rakus.
Impian, cita-cita dan keinginan. Mungkin ga semuanya harus
kita dapet. Gue terlanjur suka dengan apa yang terjadi sekarang. Gue suka
dengan pernyataan gue dulu yang mengatakan kalau hidup itu sebenarnya jauh
lebih indah dari novel dan cerita cerita fiksi lainnya. Sebenernya gue bisa
menyebutkan apa aja yang gue sukain dan gue impikan terjadi dalam hidup gue. Umur
gue baru 20 tahun, mungkin gue masih punya kesempatan buat ngeraih apa yang gue
inginkan. Gue suka segala sesuatu yang berhubungan dengan seni. Gue suka
menggambar, mungkin nanti gue bisa jadi pelukis. Gue suka nyanyi, mungkin nanti
gue bisa jadi penyanyi. Gue suka nulis, mungkin nanti gue bisa jadi penulis.
Gue suka cerita, mungkin nanti gue bisa jadi pembawa acara berita atau bahkan
pendeta.
Well, sebenernya intinya cuma satu. Mimpi, cita-cita, harapan
dan semacamnya minta aja ke Tuhan. Apapun itu coba aja dulu minta ke Tuhan.
Kalau emang kenyataannya di masa depan nanti lo ga ngedapetin apa yang lo
cita-citakan, berarti itu emang jalan Tuhan untuk membuat hidup lo lebih baik.
Coba aja, jujur gue juga belom nyoba. Good luck!
mintalah, maka akan diberikan. BTW, nice blog!
ReplyDelete